Mungkin ini tulisan terakhirku
tentangmu.
Terimakasih, terimakasih atas
pilihanmu, terimakasih atas keputusanmu, terimakasih.
Aku percaya, tidak ada cobaan
ataupun kejadian tanpa sebuh makna. Terimakasih telah memilih pilihan yang
tepat untuk aku, kamu, dan kita. Keputusanmu yang aku tangkap sebagai usahamu
agar aku tidak semakin terluka, dan mungkin untukmu juga.
Abaikan rasa sakitnya sebuah
kehilangan, aku rasa tidak ada yang bisa mengambarakan selain sebuah air mata
dan mungkin kata-kata yang kadang terjerit tak tertahankankan. Meninggalkan ,
melepaskan apa yang kita kasihi sepenuh hati.
Dari situ kita belajar, bahwa apa
yang kita impikan tak selamanya selalu akan ada dalam genggaman, semua hanyalah
titipan. Dan hanya bisa mengikhlaskan dalam sudut kerinduan.
Jangan khawatir, aku tak lagi
menangis karena kelakuanmu, aku tak lagi menangis karena kecemburuanku, dan aku
tak lagi menangis akan kekhawatiranku akan kehilanganmu. Tapi aku masih
menangis karena kerinduanku. Hahaha entah air mata ini tidak bisa lagi
terbendung saat rasa itu muncul melingkupiku. Sesederhana itu, ketika aku
merindukanmu.
Tapi Tuhan baik. Selalu
mengirimkanmu ketika aku sedang merindu. Entah itu sebuah kebetulan saja
ataukah saat itu kita rasakan hal yang sama. Sama-sama merindu. Ahh aku rasa
hanya kebetulan saja, dan Tuhan hanya ingin menenangkanku saja disudut
kerinduanku.
Sudah, kita sudah selesai untuk
masa ini.
Maafkan aku yang masih menguap
hal tentangmu. Tak pantas sebenarnya di kehidupan mu yang baru ini aku masih
membicarakanmu di dalam doaku. But, hanya saat dalam kerinduanku aku
menyebutmu, “Yaallah, sampaiin rinduku ke ... , aku rindu.” Sudah itu saja.
Bukankah lebih indah menyampaikan rindu dalam doa? Hehe mungkin karena hanya
itu yang bisa aku lakukan.
Sudah.. sudah.. sudah.
Jalani apa yang sudah jadi
keputusanmu dan pilihanmu saat ini. Jaga apa yang kamu miliki saat ini. Jalani
dengan langkah yang baik. Apapun
hasilnya, pasti Tuhan udah siapin yang terbaik. ;)
Komentar
Posting Komentar